"Ada kok bon pembeliannya, cuma ga di bawa. Ya sudahlah tak apa, wajar kalau situ lupa, namanya manusia", lalu pergi dengan senyum manis.
Kalau sudah begini, aku cuma bisa terhenyak dengan kenyataan bahwa banyak orang seperti bapak ini, yang dengan keluwesan gaya bicaranya tapi mengandung muslihat dan kebohongan yang terselimuti senyum tanpa malu sedikit pun bahwa yang terucap adalah tidak benar. Dan itu hanya demi sekeping diskon yang tak seberapa dibandingkan dosanya kan. Sudah jelas- jelas yang dia ucapkan tak akan dapat menang terhadap kebenaran data tertulis di sini, tapi dia melimpahkan kata- kata yang selayaknya dia tunjukkan untuk dirinya sendiri. Kalau sekedar bilang lupa, okelah, masih sopan. Ada lagi yang setelah mati-matian bargaining tanpa sukses, berujar begini,
"Ih, pelit. Kok ga bisa ditawar"
Padahal harganya sebenernya sudah diberi potongan, cuma dia ingin lebih. Ucapan seperti itu bikin aku tuing- tuing di kepala , seperti sedang menyaksikan seekor bebek yang tiba- tiba menuding aku, "dasar bebek lo".
Yang kikir siapa, yang menggerutu siapa ... hahahahahha.
Pokoknya orang- orang itu lucu kalau tawar menawar. Humor getir bahwa karakter buruk orang langsung terlihat di saat dia terdesak keinginan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar